BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Didalam suatu pembangunan, perkembangan
penduduk adalah salah satu faktor utama untuk mendedikasikan suatu perkembangan
pembangunan suatu negara agar negara tersebut mampu membangun dalam bentuk
segala hal seperti, ekonomi, tingkat pendidikan, pendapatan perkapita, tingkat
kesehatan, pengelolaan tata lingkungan dan masih banyak lainnya. Dari
pembangunan tersebut membutuhkan SDM dan SDA yang memadai untu jalannya
pembangunan.
Oleh karena itu pertumbuhan dan perkembangan
pembangunan dan teknologi menjadi hal yang diperlukan untuk suatu negara agar
pembangunan dapat berjalan seperti yang diharapkan. Disamping itu, pembangunan
menjadikan dampak negatif bagi lingkungan,
BAB 2
PEMBAHASAN / TEORI
Ø Landasan Pekembangan Penduduk
Indonesia
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan penduduk yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran,
kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Pertumbuhan penduduk terdiri atas
dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Pertumbuhan
penduduk alami, yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran dan
kematian.
2. Pertumbuhan
penduduk total, yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran,
kematian, imigrasi, dan emigrasi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk terdiri dari 2 faktor yaitu kelahiran
dan kematian.
1. Kelahiran (natalitas/fertilitas):
Kelahiran dalah kemampuan seorang wanita melahirkan yang tercermin dalam jumlah
bayi yang dilahirkan. Angka kelahiran ialah rata-rata banyaknya bayi yang lahir
dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun. Angka kelahiran dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Angka
kelahiran kasar: Angka kelahiran kasar adalah jumlah tiap kelahiran 1.000 orang
penduduk pada suatu daerah dalam waktu satu tahun.
b. Angka
kelahiran khusus: Angka kelahiran khusus adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kelahiran hidup dari 1.000 wanita usia tertentu dalam waktu satu
tahun. Yang dimaksud usia tertentu, misalnya: pada usia 20-24 tahun, 25-29
tahun, 30-39 tahun, dan seterusnya.
2. Kematian
(mortalitas): Angka kematian adalah jumlah kematian setiap seribu penduduk
setiap tahun.
a. Angka
kematian kasar: Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah
kematian setiap 1.000 penduduk per tahun. Berikut ini penggolongan kematian
kasar, yaitu:
1) Angka kematian
rendah, jika angka kematian kurang dari 10.
2) Angka kematian
sedang, jika angka kematian antara 10 – 20.
3) Angka kematian
tinggi, jika angka kematian lebih dari 20.
b. Angka kematian
khusus : Angka kematian khusus adalah rata-rata banyaknya
Ø Pertambahan Penduduk dan lingkungan
Pemukiman
Lingkungan
pemukiman adalah tempat atau dimana semua warga menempati dan menjadikan
sebagai tempat tinggal,tempat usaha atau sebagai sumber usaha dan sebagainya.
Lingkungan
pemukinman akan menjadi baik atau lebih buruk tergantung pada pengelolaan yang
menempati wilayah tersebut.
Perkembangan suatu kota yang semakin pesat dapat
memacu juga kepadatan suatu daerah. Hal ini disebabkan karena beragamnya
kebutuhan hidup masyarakat perkotaan dan adanya upaya untuk memberi kemudahan
dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut.
Pertumbuhan penduduk yang semakin besar
sebagai akibat dari perkembangan pada aktivitas kota dan proses industrialisasi
terutama di beberapa kota di Indonesia yang mengakibatkan banyak berkembangnya
kawasan komersial. Berkembangnya suatu kota pasti akan diikuti oleh pertambahan
jumlah penduduk. Salah satu permasalahan yang muncul seiring dengan
perkembangan suatu kota adalah masalah perumahan dan pemukiman. Menurut Bintarto
(Pos Kota edisi Juni, 2012) pemukiman menempati areal paling luas dalam
pemanfaatan ruang, mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan
penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur
suatu kota yang berbeda dengan kota lainnya. Perkembangan permukiman pada
bagian-bagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik kehidupan
musyarakat, potensial sumber daya kesempatan kerja yang tersedia, kondisi fisik
alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan infrastruktur.
Kemajuan dan perkembangan suatu kota tidak terlepas dari pembentuk kota.
Pembentuk tersebut meliputi sosial budaya,
ekonomi, pemukiman, kependudukan,
sarana dan prasarana serta transportasi.
Jika adanya peningkatan jumlah penduduk akan
menyebabkan terjadinya peningkatan kegiatan sosial-ekonomi, juga peningkatan
kebutuhan pelayanan, dan akan terjadi peningkatan prasarana. Maka dengan
semakin banyaknya jumlah penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah
yang sama dan melakukan kegiatan yang sama pula akan menimbulkan suatu masalah.
Keadaan ini sangat kelihatan dari kondisi kepadatan pemukiman tersebut dimana
tampak terjadi meningkatnya ketersediaan infrastruktur.
Pertambahan penduduk hanya pada satu kota jika tidak
diatasi akan mengakibatkan menumpuknya jumlah penduduk yang tidak merata. Hal
tersebut akan berhubungan dengan lingkungan pemukiman.
Ø Pertumbuhan penduduk dan tingkat
pendidikan
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan
masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan
masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas-
fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk
di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan
menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan
yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat
perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan
negara tidak dapat dihindari.
Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami
depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak
dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini
bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat.
Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara.
Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju
kesuksesan bangsa akan semakin jauh.
Ø Pertumbuhan penduduk penyakit yang
berkaitan .
Wilayah
kawasan kumuh menurut Bank Dunia (1999) merupakan bagian yang terabaikan dalam
pembangunan perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sosial demografis di
kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang
tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya fasilitas pendidikan,
kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya. Tumbuhnya kawasan kumuh terjadi
karena tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di saat banjir, lingkungan yang
kumuh sering terjangkit penyakit seperti: malaria, demam berdarah, gatal
–gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada saat banjir, selokan
– selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh sampah yang mereka buang
sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik.
Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk
penataan lingkungan permukiman kumuh adalah:
1. Lebih
mengefektifkan penertiban administrasi kependudukan bekerja sama dengan
perangkat desa yang mewilayahi permukiman kumuh di Kota Denpasar.
2. Penataan
kembali lingkungan dengan penyediaan kamar mandi dan jamban umum, program
sanimas dan pengelolaan sampah swadaya di permukiman kumuh.
3. Peningkatan
perilaku hidup sehat masyarakat
4. Sosialisasi
kebijakan pemerintah kota terkait dengan program penataan kembali permukiman
kumuh perlu lebih digalakkan dengan melibatkan kelompok masyarakat di
permukiman kumuh.
5. Perlu
dilakukan studi lanjutan untuk menggali informasi yang lebih luas terkait
dengan penataan kembali lingkungan permukiman kumuh.
Ø Pertumbuhan penduduk dan kelaparan
Secara
sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga
faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur
yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan
dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah
pada “takdir”.
Faktor
penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan
karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan
oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil.
Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut “kemiskinan
struktural”. Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural
untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada.
Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai
dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang
tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa
mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal. Jadi, persoalan kemiskinan yang
bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem
kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional
adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis.
Ø Kemiskinan & Keterbelakangan
Kemiskinan
dan Keterbelakangan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian
orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang
lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman
utamanya mencakup:
a. Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini
dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori ,
yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu
pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat
/ negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi
yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira
2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
a. penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
b. penyebab
keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
c. penyebab
sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
d. penyebab
agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi;
e. penyebab
struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan
pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat
(negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau
rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:
a. Bantuan
kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
b. Bantuan
terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman,
pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
c. Persiapan
bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang
miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang
dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau
orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti
kebutuhan akan perawatan kesehatan.
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah saya buat, dapat
disimpulkan bahwa pembangunan Ekonomi, Teknologi, Pendidikan, dan Permukiman
yang baik adalah tingkat SDM yang juga baik dan tanpa merusak lingkungan
sekitar maupun berdampak pada masyarakat yang tinggal di area pembangunan.
Dengan menerapkan IPTEK manusia dapat lebih mudah dalam membangun sebuah
teknologi untuk kedepannya dalam pembangunan dan mampu bersaing dengan negara
lain dan menciptakan keamanan dan kenyamanan dilingkungan sekitar dan
menerapkan sistem cinta lingkungan, menjaga, dan melestarikan alam sekitar.
Video pembelajaran perkembangan penduduk Indonesia
Daftar
Pustaka