LAPORAN PENGAMATAN MUSEUM BANK MANDIRI
Kelompok:
1.
Ari Hardiansyah
2.
Lucky Ardiansyah
3.
Panji Fathurrahman
4.
Raditya Amru Ihsan
5.
Yudi Rudianto Sitohang
Kelas :1IB03
SOFTSKILL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
Museum Bank Mandiri
Sejarah Singkat Museum Bank Mandiri
Berangkat dari rangkaian sejarah bank-bank pendahulu
maupun bank-bank merger yang melebur menjadi PT Bank Mandiri, maka diperlukan
upaya untuk menjaga agar rangkaian sejarah tersebut tidak terputus dan
terlupakan begitu saja. Hal ini dilakukan dengan cara mengabadikan koleksi
perkembangan sejarah Bank Mandiri secara utuh.
Diharapkan, paparan sejarah tersebut akan bermanfaat,
tidak saja untuk mengenang kembali nilai-nilai historis yang terkandung di dalamnya,
tetapi juga sebagai pemicu kemajuan dunia perbankan nasional pada umumnya.
Gagasan tersebut di atas menjadi pertimbangan
Manajemen Bank Mandiri dalam merencanakan sebuah museum yang menyajikan sejarah
perkembangan terbentuknya Bank Mandiri. Lokasi yang diperuntukan sebagai museum
adalah aset gedung di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1 Jakarta-Kota, yang juga
merupakan Bangunan Cagar Budaya berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 475
tahun 1993.
Visi yang diemban oleh Museum Bank Mandiri adalah
menjadi museum perbankan yang berstandar internasional yang informatif,
inspiratif, dan bermanfaat bagi masyarakat. Adapun misinya adalah mengembangkan
Museum Bank Mandiri sebagai pusat dokumentasi sejarah Bank, sebagai sarana
kultural-edukatif dan rekreatif bagi masyarakat, pengelolaan museum dengan
manajemen profesional, turut berpartisipasi dalam revitalisasi bangunan
bersejarah di kawasan “Kota Tua Jakarta” sebagai tempat tujuan wisata, serta
menjalin kerja sama dengan semua pihak dalam rangka pengembangan museum.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan
dan Permuseuman Propinsi DKI Jakarta No. 237 tahun 2005, tanggal 19 Desember
2005 Gedung Museum Bank Mandiri mendapatkan penghargaan ”Sadar Pelestarian
Bangunan Cagar Budaya tahun 2005” di wilayah DKI Jakarta.
Sejarah Gedung
Museum Bank Mandiri yang terletak di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1 (Stationsplein 1 – Binnen Niuewpoortstraat) merupakan bangunan peninggalan masa kolonial. Dahulunya berada dalam satu taman yang menyatu dengan Stasiun Kereta Api Jakarta-Kota atau Beos (Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij).
Museum Bank Mandiri yang terletak di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1 (Stationsplein 1 – Binnen Niuewpoortstraat) merupakan bangunan peninggalan masa kolonial. Dahulunya berada dalam satu taman yang menyatu dengan Stasiun Kereta Api Jakarta-Kota atau Beos (Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij).
Awal sejarahnya bangunan ini merupakan Kantor Wilayah
Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) di Hindia Timur yang lebih dikenal
dengan nama de Factorij Batavia.
Bangunan ini dirancang oleh arsitek NHM, J.J.J. de
Bruyn bekerja sama dengan arsitek Belanda lainnya, A.P. Smits dan C. van de
Linde yang keduanya bekerja pada biro arsitek Hulswit, Fermont and Ed. Cuipers.
Gedung berdiri di atas lahan seluas 10.039 M2 ini,
diresmikan pada 14 Januari 1933, oleh C.J. Karel van Aalst, Presiden NHM ke-10.
Pemancangan diawali dengan tiang beton bulan Juli 1929 oleh biro konstruksi NV
Nedam (Nederlandse Aanneming Maatshappij).
Arsitektur gedung berlantai empat seluas 21.509 M2 ini
cenderung sederhana, berbentuk simetris dengan keberadaan taman di tengah
gedung, dan main entrance tepat di tengah bagian depan bangunan. Lantai dasar
gedung ini dibuat lebih tinggi dari jalan raya, sehingga kesan entrance-nya
terasa anggun. Lantai lobi, ruang rapat, dan ruang direksinya memakai bahan
mozaik keramik bercampur kaca (glasmozaiek-tegels). Sedangkan ruangan yang lain
memakai tegel ubin (vloertegels) berwarna hitam, abu-abu dan merah.
Dengan lahirnya Bank Mandiri tanggal 2 Oktober 1998
dan bergabungnya empat bank pemerintah: Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank
Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan
Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri, maka gedung warisan sejarah ini pun
beralih menjadi salah satu aset Bank Mandiri.
Lokasi Museum Bank Mandiri
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeBXqbMh7mW-b8dXDj86RC9vZjoVg_Uh4yaRGkftuSUCSGsPdCwCNH3suuPp1_SUlK69usowgKYWSv2ZAfMQX_SpmLa9wWgS6nH5oYZo9gZFmc5jGjmYsn_eqbwS7HhgmU8IUPEzFSvcaW/s200/12.jpg)
Museum Bank Mandiri bisa dicapai dengan berbagai cara.
Cara termudah adalah menggunakan bus Transjakarta. Museum Bank Mandiri persis
berada di seberang terminal pemberhentian terakhir bus Transjakarta.
Bila menggunakan kereta api, Museum Bank Mandiri juga
berseberangan lokasinya dengan Stasiun Jakarta Kota atau populer disebut
Stasiun Beos.
Banyak museum di kawasan ini. Ada juga Museum Bank
Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum
Seni Rupa. Museum-museum ini saling berdekatan letaknya. Jadi manfaatkanlah
waktu Anda sebaik mungkin di kawasan ini.
Koleksi Museum Bank Mandiri
Persyaratan bagi materi koleksi museum adalah benda
asli, reproduksi atau miniatur. Benda-benda ini pun harus mempunyai nilai sejarah,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan. Harus pula mencerminkan proses
perkembangan lahirnya Bank Mandiri. Bahkan keberadaannya harus merupakan bukti
pelaksanaan fungsi dan kegiatan bank yang mewakili suatu fenomena atau
kecenderungan tertentu serta dapat diidentifikasi asal-usul, tipe/gaya, periode
waktu, maupun fungsi kegunaannya sehingga dapat dijadikan suatu monumen sejarah
atau diperkirakan menjadi monumen sejarah di masa depan.
Materi koleksi yang ada di Museum Bank Mandiri terdiri
atas jenis perlengkapan operasional bank, surat berharga, numismatik, arsip
sejarah, dan jenis koleksi lainnya seperti perlengkapan pendukung operasional
bank dan bahan pustaka.
Koleksi
perlengkapan operasional bank tempo dulu yang unik, antara lain:
* peti uang,
* mesin hitung uang mekanik,
* kalkulator,
* mesin pembukuan,
* mesin cetak,
* alat pres bendel,
* seal press,
* brandkast,
* safe deposit box,
* anak kunci lemari/pintu besi serta aneka surat berharga, seperti bilyet deposito, sertifikat deposito, cek, obligasi dan saham.
* mesin hitung uang mekanik,
* kalkulator,
* mesin pembukuan,
* mesin cetak,
* alat pres bendel,
* seal press,
* brandkast,
* safe deposit box,
* anak kunci lemari/pintu besi serta aneka surat berharga, seperti bilyet deposito, sertifikat deposito, cek, obligasi dan saham.
Ornamen bangunan, interior, dan furnitur asli dari
gedung museum yang merupakan benda cagar budaya juga merupakan bagian dari
koleksi yang perlu dilestarikan.
Adapun koleksi pendukung operasional lainnya adalah
sarana promosi, komunikasi, ekspedisi dan kesekretariatan, seragam pegawai dan
perlengkapannya, peralatan teknologi informasi, komponen bangunan dan miniatur
gedung kantor, serta perlengkapan sekuriti dan rumah tangga lainnya.
Sesuai kurun waktunya, koleksi Museum Bank Mandiri dapat
dikelompokkan berdasarkan periode bank-bank pendahulu mulai tahun
1826-1959/1960 dengan koleksi berasal dari masa NHM, Escomptobank, NIHB/NHB dan
BIN, periode bank-bank bergabung tahun 1959/1960-1998 masa BBD, BDN, Bank Exim
dan Bapindo, serta periode awal merger Bank Mandiri sampai dengan go public
tahun 1999-2003.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg5hbVD_xwczBvelK6oIHMDgXOWELkylbnK4D6uzdG8bq746KxzFPcfaFPnSrNISMccl8ykzSBOjlEIAXaoHHhnd353gAApX7kNuV4RD_2lade7Zus8FYARtEHtjOlIq__BWAYZyhBZqNa/s320/9.jpg)
Kesimpulan : Kesimpulan
dari tugas kunjungan musem museum adalah mengatahui
sejarah yg belum pernah kami ketahui sebelumnya , seperti musem bak mandiri ini
. Dari museum bank mandiri ini kami
dapatkan bahwa sejarah pada jaman penjajahan dulu , masih terjaga keasliannya
seperti alat bank dan catatan yg masih disimpan rapih.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Bank_Mandiri
http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp
https://www.google.com/search?q=museum+bank+mandiri&client=firefox-b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi1iuLxj7HUAhXEsY8KHcbbDkIQ_AUICigB&biw=1184&bih=582#imgrc=7iGdigHoGXRqNM:
https://jakartalama.wordpress.com/2010/09/25/museum-bank-mandiri/